Knight Frank Asia Pacific baru saja merilis laporan berjudul Asia Pacific Logistic Highlight 1H 2023. Laporan tersebut menyebutkan bahwa logistik masih menjadi sektor yang resilien di masa pasca pandemi, terutama dengan meningkatnya transaksi e-commerce sewaktu pandemi.
Namun, isu inflasi menyebabkan investor mengantisipasi perlambatan ekonomi dengan penurunan konsumsi yang berdampak terhadap permintaan. Hal ini tercermin pada volume investasi semester pertama tahun 2023 terkoreksi lebih dari sepertiga dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2022.
Akan tetapi, ada beberapa tren baru yang mungkin mampu membantu pertumbuhan sektor logistik seperti:
1. Resilient Occupier Market
Sektor logistik di APAC terus bertahan menghadapi tantangan perekonomian, didukung oleh permintaan yang kuat dari e-commerce,3PL, dan produsen. Meskipun pasokan baru masih terbatas jika dibandingkan dengan tingkat permintaan, beberapa kota di Asia Pasifik melihat tingkat pre commitment yang tinggi. Untuk mengatasi tantangan permintaan dan sewa, banyak negara membangun kawasan logistik di kota dan provinsi dari hubspot terdekat walaupun pengembangan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, yang berakibat pada penekanan harga sewa.
2. Cold Chain is Hot
Permintaan terhadap cold storage meningkat pada masa pandemi, terutama dari subsektor farmasi, untuk menyimpan vaksin. Cold chain logistic sendiri merupakan sistem penyimpanan dengan penanganan dan distribusi terhadap produk yang sensitif terhadap perubahan suhu, seperti makanan dan obat-obatan. Pasca pandemi, meskipun subsektor farmasi dan healthcare masih menjadi pemain utama untuk cold storage, peningkatan permintaan terhadap fresh food dinilai akan menjadi pengguna selanjutnya dari cold storage. Pertumbuhan kelas menengah dan peningkatan tren konsumsi, akan semakin memperkuat permintaan terhadap cold storage.
3. Rise of Shoppertainment
Berkaca dari pesatnya pertumbuhan subsektor e-commerce pada masa pandemi, beberapa platform e-commerce pun mengembangkan tema shoppertainment. Tema tersebut menggabungkan konten lifestyle dan rekomendasi produk yang sudah dikurasi sesuai dengan preferensi user. Menurut salah satu konsultan bisnis, nilai pasar e-commerce di Asia-Pasifik diperkirakan mencapai US$3,5 triliun pada tahun 2025, naik dari US$2,6 triliun pada tahun 2022. Peningkatan sebesar 10% selama tiga tahun ini diperkirakan akan menghasilkan sebesar US$1 triliun pada tahun 2025.
Jadi meskipun sektor logistik masih tetap menunjukkan resiliensinya di masa pandemi, sektor tersebut perlu menyesuaikan produk yang ditawarkan dengan kebutuhan pasar saat ini, yang tentunya telah mengalami pergeseran pasca pandemi.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://apac.knightfrank.com/logistics-highlights
https://kfmap.asia/blog/gudang-online-sebagai-inovasi-logistik-di-era-40/1830
Artikel Terkait:
Pertumbuhan Investor di Asia Pasifik Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Regional