Bali Menjadi Primadona Investasi Properti dengan Rental Yield Menjanjikan
Friday, 25 April 2025

Bali tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga telah berkembang menjadi salah satu pusat investasi properti paling menjanjikan di Indonesia. Selain pesona alam dan budayanya yang memikat, Bali menawarkan potensi keuntungan yang tinggi bagi investor, khususnya dari segmen properti sewa jangka pendek. Salah satu indikator penting yang digunakan untuk menilai profitabilitas investasi properti adalah rental yield, yang merepresentasikan rasio antara pendapatan sewa tahunan dengan nilai investasi awal properti tersebut. Secara definisi, rental yield dihitung menggunakan rumus sederhana: (Pendapatan Sewa Tahunan / Harga Beli Properti) x 100. 

Sebagai ilustrasi, apabila seseorang membeli vila di kawasan Canggu senilai Rp3 miliar dan menerima pemasukan sewa sebesar Rp270 juta per tahun, maka rental yield yang diperoleh adalah 9 persen. Angka ini terbilang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata rental yield di Jakarta atau kota besar lainnya di Indonesia yang biasanya berada di kisaran 4–6 persen. Semakin tinggi nilai rental yield, semakin cepat investor dapat menutup biaya investasi awal dan memperoleh laba.

Daya tarik Bali sebagai lokasi investasi properti tidak lepas dari beberapa faktor strategis. Pertama, jumlah wisatawan mancanegara dan domestik yang terus meningkat setiap tahunnya mendorong permintaan akomodasi alternatif seperti vila, apartemen, hingga rumah sewa. Kedua, tren gaya hidup digital nomad dan ekspatriat yang tinggal lebih lama di Bali telah menciptakan pasar baru bagi sewa properti jangka menengah hingga panjang. Ketiga, kemudahan akses penerbangan dan infrastruktur pariwisata yang berkembang menjadikan Bali semakin kompetitif secara global. Semua ini mendongkrak potensi pendapatan sewa serta nilai jual properti dalam jangka panjang.

Untuk memaksimalkan rental yield, investor perlu memperhatikan beberapa strategi penting. Pemilihan lokasi tetap menjadi kunci, dengan area seperti Seminyak, Canggu, Uluwatu, dan Ubud masih menjadi primadona karena dekat dengan pusat wisata, restoran, dan pantai. Selain itu, pengelolaan properti secara profesional melalui manajemen sewa harian (short-term rental management) akan meningkatkan okupansi dan pelayanan kepada tamu. Fasilitas penunjang seperti kolam renang, dapur lengkap, koneksi internet cepat, dan keamanan 24 jam akan menambah nilai jual properti.

Namun demikian, investor juga perlu mencermati aspek legalitas dan regulasi. Karena sebagian besar investor asing tidak dapat memiliki hak milik atas properti di Indonesia, banyak yang memilih skema sewa jangka panjang (leasehold) atau mendirikan perusahaan lokal (PT PMA) sebagai solusi. Oleh karena itu, konsultasi hukum dan kerja sama dengan konsultan properti terpercaya sangat disarankan. 

Untuk berkonsultasi dengan Knight Frank Indonesia, Anda bisa mengakses link berikut :

Knight Frank Indonesia Contact

 

Penulis : Muhamad Ashari

Sumber :

https://bambooroutes.com

https://www.antaranews.com

https://bali-home-immo.com

Share:
Back to Blogs