Hiruk pikuk pasar properti tahun ini relatif membaik dari masa pandemi sebelum ini, namun masa ini geliat yang mulai terlihat harus dibayang-bayangi dengan prediksi resesi global pada tahun depan. Padahal kondisi pertumbuhan properti belum lagi normal, namun akumulasi tantangan datang bertubi-tubi menjelang tahun politik, di tahun 2024.
Bagaimana proyeksi pertumbuhan pasar properti di tahun politik 2023?
Menurut riset yang dilakukan oleh Knight Frank Global, tahun politik umumnya akan mempengaruhi pertumbuhan pasar properti, khususnya subsektor hunian.
Masih dari sumber yang sama disebutkan bahwa, beberapa perubahan dari perilaku pasar yang dapat terjadi pada tahun politik diantaranya adalah penurunan permintaan, karena pembeli biasanya menerapkan konsep wait-and-see.
Terutama pembeli dari warga negara asing, karena dipengaruhi oleh kemungkinan perubahan regulasi yang berkaitan dengan kepemilikan properti atau pajak. Setelah tahun politik dilewati, umumnya harga properti akan kembali relatif stabil atau terkoreksi sedikit dari periode normal.
Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa pertumbuhan pada sektor properti akan dipengaruhi oleh election year. Misalnya saja, pada tahun ini, Filipina dan Korea Selatan merupakan wilayah yang telah melakukan pemilu terhadap kepala negara setelah pandemi berlangsung.
Menurut riset yang dilakukan oleh Knight Frank Santos (Manila), ditemukan bahwa pada periode pre-election terdapat penurunan jumlah permintaan properti, karena buyer dan investor masih mengadopsi wait-and-see. Namun, setelah election berjalan, jumlah permintaan di pasar properti kembali stabil.
Masih menurut publikasi yang sama, ditemukan bahwa arus investasi terhadap sektor properti setelah election pun juga kembali normal bahkan meningkat. Terutama pada subsektor infrastruktur penunjang aksesibilitas.
Sementara itu, di dalam negeri. Merujuk pada pengalaman jejak pasar di beberapa tahun politik yang telah berlalu, sebut saja tahun 2009, 2014, 2019, menurut data Knight Frank Indonesia, performa sektor properti (residential) pada tahun-tahun tersebut yang direfleksikan melalui permintaan tahunan memang terekam mengalami koreksi dari tahun sebelumnya. Kemudian, selepas tahun politik, khususnya di periode 2009 dan 2014, performa properti kembali menggeliat di tahun berikutnya.
Ketahanan pertumbuhan sektor properti memang harus mampu beradaptasi pada setiap skenario masa, baik optimis, business as usual, maupun pesimis.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.knightfrank.com
www.asianpropertyawards.com
Artikel Terkait:
Penjualan Kondominium Semester Satu 2022 dan Proyek Tata Ruang