Pandemi, memang memberikan dampak multidimensi di berbagai lini bidang kehidupan, termasuk dalam bidang properti. Dalam sektor perkantoran, WFH berlaku di tengah pandemi dan berlanjut hingga kini. Tren ini memberikan dampak cukup signifikan terhadap performa pasar perkantoran di berbagai belahan dunia.
Namun, setelah dua tahun pandemi, perbaikan mulai dapat dilihat. Christine Li, Head of Research Knight Frank Asia Pacific menyebutkan bahwa, setidaknya ada 5 (lima) alasan mengapa pasar perkantoran Asia Pasifik terus menunjukan perbaikan dan menguat meskipun berada di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, yaitu sebagai berikut:
1. Indikasi aktivitas sewa kantor yang stabil dan cenderung meningkat di kuartal pertama tahun 2022, kondisi ini diikuti dengan kesiapan kembalinya pekerja ke physical office dan tidak berlanjutnya remote working, terutama di Greater China, Korea Selatan dan Jepang,
2. Meningkatnya permintaan atas prime office property atau ESG office buildings,
3. Stok ruang kantor baru, dengan high building specification dengan penawaran yang lebih fleksibel menikmati high pre-commitment rates saat ini,
4. Kawasan Asia Pasifik relatif aman dari konflik global yang terjadi saat ini,
5. Pasar saat ini sedang mulai bangkit dari pelemahan yang terjadi tahun lalu, downsizing yang mewarnai di tahun lalu memberikan dampak signifikan dan akhir tahun lalu signal positif kebangkitan pasar perkantoran telah terlihat dan akan berlanjut tahun ini.
Sejalan dengan refleksi yang terjadi Asia Pasifik, pasar perkantoran di Jakarta juga menanti peluang di tahun ini untuk pemulihan, setidaknya sektor Farmasi, FMCG, Perbankan, IT, Fintech dan Konstruksi dapat menjadi potential occupiers yang terus menyerap ruang kantor di CBD Jakarta.
Saat ini, dari sekitar 7 juta meter persegi stok ruang kantor yang ada di CBD Jakarta, setidaknya sampai tahun 2025 akan bertambah 14%. Selain itu, optimisme juga ditandai melalui dinamika penyesuaian harga sewa ruang kantor yang mencapai 2% di akhir tahun lalu.
Tantangan memang masih di depan mata untuk pemulihan performa pasar perkantoran di CBD Jakarta, setidaknya pengurangan ruang kosong menjadi hal yang diharapkan lekas membaik. Perbaikan kondisi ekonomi diharapkan mampu menjadi tumpuan yang kokoh bagi perbaikan sektor properti, khususnya perkantoran.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.knightfrank.com