Pergerakkan pasar properti residensial di tahun 2024 diwarnai oleh beberapa hal, seperti penurunan daya beli masyarakat dan juga pemberlakuan insentif PPN oleh pemerintah. Kedua hal tersebut mewarnai pasar, tidak hanya bagi rumah tapak, namun juga kondominium, atau apartemen jual.
Menurut data Jakarta Property Highlight, Untuk saat ini, terdapat 240.416 unit apartemen yang siap dihuni di Jakarta, jumlah tersebut merefleksikan penambahan pasokan yang berasal dari tambahan 2 tower baru di area Non CBD Jakarta. Berdasarkan rekap penjualan di awal tahun ini, setidaknya terdapat 8.862 unit yang belum terjual atau sekitar 3,7% dari total unit apartemen yang siap transaksi dan dihuni.
Pada semester ini rerata harga unit apartemen berada pada angka Rp 33,4 juta per meter persegi dengan peningkatan harga tertinggi ada di area Prime Non CBD (1,5% YoY). Sementara itu, terkait dengan penjualan, kelas dengan penjualan tertinggi adalah kelas menengah dengan kisaran harga per meter persegi (Rp 16 juta – Rp 24 juta), dengan penjualan sekitar 57,4% dari total penjualan di semester ini.
Lokasi, atau area yang paling diminati oleh pembeli kondominium saat ini, adalah area Jakarta Barat (40% dari penjualan), Jakarta Utara (25% dari penjualan), dan Jakarta Selatan (12% dari penjualan). Keunggulan lokasi ini, seiring dengan peningkatan proyek infrastruktur yang mempermudah mobilitas menuju ke area-area tersebut, tidak heran jika area ini menjadi pilihan hunian vertikal begi beberapa konsumen.
Jika dikaitkan dengan PPN Dtp, berdasarkan informasi dari pasar properti, penerapan PPn DTP dinyatakan dapat meningkatkan jumlah penjualan unit kondominium, namun lebih berpengaruh untuk penjualan unit hunian rumah tapak, dibandingkan dengan pasar kondominium. Untuk terus mendorong penjualan kondominium di Jakarta, beberapa pengembang terus menawarkan beragam promo untuk membuat produk kondominium menjadi menarik untuk menjadi pilihan bagi para pencari properti di Jakarta saat ini.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
Jakarta Property Highlight 1H 2024