Non-Performing Loans (NPL) merupakan salah satu indikator penting dalam ekonomi suatu negara. NPL menggambarkan persentase pinjaman yang gagal dilunasi oleh peminjam dalam jangka waktu tertentu, dan tingkat NPL yang tinggi dapat menjadi pertanda adanya masalah dalam sektor keuangan suatu negara. Di Indonesia, NPL telah menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir, dengan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor terkait, termasuk sektor properti.
Tren NPL di Indonesia telah menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada periode awal 2020, NPL cenderung stabil di sekitar level yang rendah, tetapi meningkat tajam pada pertengahan tahun tersebut karena dampak pandemi terhadap perekonomian. Di tahun 2024, Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2024 mencatat, NPL gross naik menjadi 2,35% dari sebulan sebelumnya 2,19% pada bulan Desember 2023.
Lalu, apa kaitannya dengan sektor properti?
Sektor properti memiliki hubungan yang erat dengan kondisi NPL. Sebagai salah satu sektor yang sangat bergantung pada ketersediaan kredit dan penurunan kondisi keuangan (peningkatan NPL) dapat berdampak langsung pada industri properti. Berikut adalah beberapa kaitan antara NPL dan sektor properti:
Tren NPL memiliki dampak secara langsung terhadap sektor properti. Melalui kerjasama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya, Indonesia dapat mengelola tren NPL dengan efektif dan memperkuat sektor properti untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penulis: Lusia Raras
Sumber:
https://keuangan.kontan.co.id/news/kredit-bermasalah-naik-sejumlah-bank-bidik-penurunan-npl-kpr-pada-tahun-2024
https://www.cnbcindonesia.com/market/20240130100047-17-510065/ini-senjata-bank-indonesia-dorong-kredit-bank-sepanjang-2024
https://www.trenasia.com/kredit-macet-sektor-properti-bengkak-segmen-ruko-dan-perkantoran-paling-banyak