Apa Itu NPL dan Kaitannya dengan Sektor Properti? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Apa Itu NPL dan Kaitannya dengan Sektor Properti?
Friday, 22 March 2024

Non-Performing Loans (NPL) merupakan salah satu indikator penting dalam ekonomi suatu negara. NPL menggambarkan persentase pinjaman yang gagal dilunasi oleh peminjam dalam jangka waktu tertentu, dan tingkat NPL yang tinggi dapat menjadi pertanda adanya masalah dalam sektor keuangan suatu negara. Di Indonesia, NPL telah menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir, dengan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor terkait, termasuk sektor properti.

Tren NPL di Indonesia telah menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada periode awal 2020, NPL cenderung stabil di sekitar level yang rendah, tetapi meningkat tajam pada pertengahan tahun tersebut karena dampak pandemi terhadap perekonomian. Di tahun 2024, Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Januari 2024 mencatat, NPL gross naik menjadi 2,35% dari sebulan sebelumnya 2,19% pada bulan Desember 2023.

Lalu, apa kaitannya dengan sektor properti?

Sektor properti memiliki hubungan yang erat dengan kondisi NPL. Sebagai salah satu sektor yang sangat bergantung pada ketersediaan kredit dan penurunan kondisi keuangan (peningkatan NPL) dapat berdampak langsung pada industri properti. Berikut adalah beberapa kaitan antara NPL dan sektor properti:

  1. Penurunan Pembelian Properti: Ketika bank-bank menghadapi peningkatan NPL, mereka cenderung menjadi lebih hati-hati dalam memberikan pinjaman baru. Ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah pembeli yang memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan untuk pembelian properti, yang pada gilirannya dapat menekan permintaan properti.
  2. Penurunan Harga Properti: Dalam situasi penjual kesulitan menemukan pembeli yang memenuhi syarat, mereka mungkin terpaksa menurunkan harga properti mereka. Penurunan harga ini dapat berdampak negatif pada nilai properti secara keseluruhan, mengurangi keuntungan bagi investor dan pengembang, yang akan berimbas pada operasional kredit perbankan.
  3. Proyek Properti Terhambat: Pengembang properti sering mengandalkan pembiayaan dari bank untuk membiayai proyek-proyek mereka. Namun, ketika bank-bank menghadapi peningkatan NPL, mereka cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman tambahan atau memperpanjang pinjaman yang ada. Akibatnya, proyek-proyek properti bisa terhambat atau bahkan terpaksa dihentikan.
  4. Stabilitas Pembiayaan Properti: NPL yang tinggi dalam sektor perbankan dapat mengancam stabilitas pembiayaan jangka panjang untuk proyek properti. Ketidakpastian ini dapat mengurangi minat investor dalam menyuntikkan modal ke dalam proyek-proyek properti, menghambat pertumbuhan sektor ini secara keseluruhan.

Tren NPL memiliki dampak secara langsung terhadap sektor properti. Melalui kerjasama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya, Indonesia dapat mengelola tren NPL dengan efektif dan memperkuat sektor properti untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

https://keuangan.kontan.co.id/news/kredit-bermasalah-naik-sejumlah-bank-bidik-penurunan-npl-kpr-pada-tahun-2024

https://www.cnbcindonesia.com/market/20240130100047-17-510065/ini-senjata-bank-indonesia-dorong-kredit-bank-sepanjang-2024

https://www.trenasia.com/kredit-macet-sektor-properti-bengkak-segmen-ruko-dan-perkantoran-paling-banyak

Share:
Back to Blogs