Dalam properti, konsep highest and best use merupakan prinsip fundamental dalam menentukan nilai dan pengelolaan suatu properti. Analisis ini membantu para investor, pengembang, dan pemilik properti untuk mengidentifikasi dan memahami potensi maksimal dari suatu lahan atau bangunan.
Highest and best use mengacu pada penggunaan suatu properti yang akan menghasilkan nilai tertinggi dan memberikan manfaat terbaik. Analisis ini tidak hanya mempertimbangkan penggunaan saat ini dari suatu properti, tetapi juga mempertimbangkan potensi penggunaan alternatif yang mungkin lebih menguntungkan.
Proses analisis highest and best use diantaranya dilakukan melalui beberapa tahapan, seperti berikut :
Proses dimulai dengan pengumpulan data yang komprehensif tentang properti tersebut dan lingkungannya. Ini termasuk informasi tentang lokasi, luas tanah, kondisi fisik properti, peraturan zonasi, permintaan pasar, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai dan penggunaan properti.
Berbagai alternatif penggunaan properti dikaji, termasuk evaluasi penggunaan saat ini dan potensi penggunaan masa depan. Ini mungkin meliputi pengembangan komersial, perumahan, rekreasi, atau penggunaan campuran, tergantung pada karakteristik properti dan permintaan pasar.
Setiap alternatif penggunaan dianalisis dari sudut pandang ekonomi. Ini mencakup proyeksi biaya dan pendapatan, estimasi nilai properti, pengembalian investasi yang diharapkan, dan risiko-risiko yang terkait dengan setiap skenario penggunaan lahan.
Berdasarkan hasil analisis, penggunaan yang memiliki potensi untuk menghasilkan nilai tertinggi dan manfaat terbaik dipilih sebagai highest and best use. Keputusan ini didasarkan pada keseimbangan antara faktor-faktor ekonomi, lingkungan, hukum, dan sosial.
Analisis highest and best use meliputi empat hal pokok yaitu, analisis kelayakan secara fisik (physically feasible), analisis kelayakan secara peraturan (legally permissible), analisis kelayakan secara keuangan (financially feasible), dan analisis produktivitas yang maksimal (maximally productive). Umumnya, analisis highest and best use dalam konteks optimalisasi aset dilaksanakan lebih detail dibandingkan dalam konteks penilaian aset.
Penulis : Muhamad Ashari
Sumber :
https://www.djkn.kemenkeu.go.id
https://kumparan.com/