Apa Itu Greenflation? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Apa Itu Greenflation?
Friday, 26 January 2024

Inflasi hijau (greenflation), umumnya disebutkan sebagai inflasi yang terkait dengan kebijakan yang diterapkan sebagai bagian dari transisi hijau. Mengadaptasi metode produksi dengan teknologi rendah karbon, yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca, di satu sisi memerlukan investasi besar dan mahal yang akan meningkatkan biaya setiap unit yang diproduksi dalam jangka pendek dan. Kondisi ini akan memacu inflasi.

Greenflation, atau peningkatan biaya terkait praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan, memiliki beberapa pengaruh signifikan pada sektor real estate, sebagai berikut :

  1. Biaya Pengembangan yang Lebih Tinggi: Salah satu dampak langsung greenflation pada sektor real estate adalah peningkatan biaya konstruksi properti. Pemilihan bahan bangunan hijau, implementasi teknologi ramah lingkungan, dan mematuhi standar keberlanjutan dapat menambah biaya produksi dan mengurangi margin keuntungan untuk pengembang.
  2. Nilai Properti yang Berpotensi Meningkat: Meskipun biaya pengembangan dapat lebih tinggi, properti yang memenuhi standar keberlanjutan sering kali memiliki nilai yang lebih tinggi di pasar. Konsumen dan investor semakin menghargai properti yang ramah lingkungan, yang dapat meningkatkan nilai properti dari segi daya tarik dan permintaan.
  3. Perubahan dalam Permintaan Pasar: Greenflation dapat mempengaruhi permintaan pasar terhadap properti. Konsumen yang lebih peduli lingkungan mungkin lebih cenderung mencari properti yang memenuhi standar keberlanjutan, sementara properti tradisional mungkin menghadapi penurunan permintaan.
  4. Perubahan Regulasi dan Kebijakan: Greenflation dapat mendorong pemerintah untuk menerapkan regulasi yang lebih ketat terkait keberlanjutan dalam pengembangan properti. Ini bisa melibatkan insentif pajak untuk properti hijau atau persyaratan standar keberlanjutan yang lebih tinggi.
  5. Inovasi dan Penelitian: Peningkatan biaya yang terkait dengan greenflation dapat merangsang inovasi dan penelitian di sektor real estate. Pengembang mungkin mencari solusi yang lebih efisien dan terjangkau untuk memenuhi standar keberlanjutan tanpa mengorbankan profitabilitas.
  6. Kesadaran Konsumen yang Meningkat: Greenflation dapat meningkatkan kesadaran konsumen tentang pentingnya keberlanjutan dalam sektor properti. Konsumen yang lebih teredukasi mungkin lebih cenderung memilih properti yang memenuhi standar hijau, memicu permintaan yang lebih tinggi untuk jenis properti tersebut.
  7. Investasi yang Lebih Bertanggung Jawab: Investor properti yang peduli dengan isu-isu lingkungan dapat memilih untuk mengalokasikan portofolio mereka pada proyek-proyek yang mempromosikan keberlanjutan. Ini dapat menciptakan tekanan tambahan pada pengembang untuk mengadopsi praktik berkelanjutan.

Pada akhirnya, pengaruh greenflation pada sektor real estate sangat tergantung pada kemampuan pelaku industri merespons dan beradaptasi terhadap konsep ini. Meskipun tantangan dapat diukur, namun prestige produk dengan label berkelanjutan dan ramah lingkungan memiliki nilai tambah positif.

 

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

money.kompas.com

www.ecb.europa.eu

Share:
Back to Blogs