Kondisi sidewalk yang aman dan mudah dilalui merupakan dambaan untuk sebagian orang yang memiliki aktivitas rutin dengan berjalan kaki. Aktivitas berjalan kaki menjadi cara untuk seseorang menuju suatu lokasi, seperti saat menuju tempat kerja, pergi sekolah, hingga mengunjungi suatu tempat hiburan atau rekreasi.
Preferensi untuk lebih memilih berjalan kaki dapat didasari anggapan bahwa menggunakan kendaraan pribadi bukan menjadi prioritas karena kondisi jalan yang padat, waktu yang ditempuh menjadi lebih lama, dan perlu mengeluarkan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu, tempat berjalan kaki yang tersedia dengan baik dapat menarik perhatian untuk berkunjung.
Sidewalk yang dapat dilalui pejalan kaki dapat ditandai dengan adanya trotoar yang cukup lebar, bebas dari hambatan, seperti tiang atau parkiran kendaraan, serta dilengkapi penyeberangan jalan yang mudah diakses. Selain itu, sidewalk yang dilengkapi oleh pepohonan dan pencahayaan yang memadai juga dapat mendukung kenyamanan serta keamanan pejalan kaki.
Sebagian besar, sidewalk yang ramah pejalan kaki memiliki nilai tambah yang lebih tinggi, baik dalam segi pencitraan maupun secara ekonomi. Terdapat banyak penelitian yang menyatakan bahwa peningkatan lanskap sidewalk menambah nilai suatu area dan permintaan sewa yang lebih tinggi karena menjadi daya tarik bisnis baru.
Selain itu, kota yang ramah pejalan kaki umumnya menghasilkan nilai pajak yang jauh lebih besar. Contoh kota yang dikenal sebagai walkable city adalah New York. New York sering kali memiliki pajak properti yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota lain, karena meningkatnya permintaan terhadap properti yang terletak di lingkungan dengan akses pejalan kaki yang baik dan fasilitas publik yang memadai.
Di New York, pajak properti dihitung berdasarkan berbagai kelas properti dengan tarif yang disesuaikan setiap tahun. Pada tahun 2023/2024, tarif pajak untuk properti residensial multi-keluarga (kelas 2) mencapai 12,5% dan menjadi nilai tertinggi sejak tahun 2018/2019. Nilai tersebut naik sebesar 1,95% dibandingkan dengan tahun 2022/2023, yaitu sebesar 12,26%.
Perawatan sidewalk yang akrab disebut dengan trotoar pun tidak semahal perawatan jalan arteri yang membutuhkan rambu lalu lintas, perbaikan jalan rutin akibat dilalui oleh kendaran-kendaraan besar, serta diperlukannya polisi lalu lintas.
Kawasan ramah pejalan kaki cocok untuk dijadikan lokasi investasi properti karena memilki daya tarik properti yang akan terus meningkat.
Penulis: Ratih Putri Salsabila
Sumber:
https://kfmap.asia/blog/seberapa-sering-orang-indonesia-berjalan-kaki/1851
https://kfmap.asia/blog/pentingnya-kawasan-ramah-anak-di-indonesia/3174
www.strongtowns.org
www.rosenbergestis.com