Strategi Penerapan Konsep ESG pada <i>Data Center</i> | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Strategi Penerapan Konsep ESG pada Data Center
Thursday, 3 November 2022

Konsep ESG Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan) merupakan konsep yang membantu pemangku kepentingan memahami bagaimana organisasi atau perusahaan mengelola risiko dan peluang yang terkait dengan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Seiring perkembangan zaman, transformasi digital berada di garis depan setiap industri, dan data center memainkan peran penting dalam mendukung transformasi digital ini.

Namun disisi lain digitalisasi bisa memiliki sisi negatif. Sektor data center menggunakan sekitar 2% listrik secara global, dengan 40% dari total energi konsumsi energi data center digunakan untuk melakukan pendinginan pada server. Selain itu data center juga menyumbang 0,3% emisi karbon. Dari permasalahan tersebut harus ada strategi inovasi untuk mengelola konsumsi serta sumber energi yang digunakan oleh data center. Berikut merupakan beberapa strategi penerapan konsep ESG dalam sektor data center.

1. Menerapkan Tujuan

Langkah awal yang harus dilakukan untuk menerapkan konsep tersebut yaitu menerapkan tujuan yang harus dicapai. Contohnya seperti yang dilakukan oleh salah satu perusahaan yang memiliki data center yang cukup besar yaitu Microsoft. Microsoft bertekad untuk menjadi perusahan dengan water positive dalam pengelolaan pendinginan server mereka di tahun 2030.

2. Melakukan Data Center Monitoring

Monitoring tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan meter untuk memantau masalah daya dan lingkungan. Perangkat lunak data center infrastructure management (DCIM) bisa menjadi opsi untuk melakukan metrik, menganalisis tren, dan melaporkan efisiensi energi. Hal tersebut dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.

3. Inovasi dalam Mengurangi Penggunaan Energi Data Center

Seperti yang kita ketahui penggunaan energi terbesar pada data center yaitu pada sistem pendinginan, untuk itu perlu adanya inovasi untuk melakukan efisiensi dari sistem tersebut. Contohnya yaitu membangun pod daya portabel dan modular yang hemat energi. Selain itu data center bisa menerapkan teknik pendinginan alami, seperti chiller berpendingin udara loop tertutup. Sistem pendingin ini dapat mengurangi konsumsi air hingga 1500 galon sehari untuk data center ukuran rata-rata 20 MW.

4. Kebijakan dalam Pembangunan Data center

Kebijakan dalam pembangunan data center bisa dilakukan dengan persyaratan zonasi dalam pembangunan bangunan baru data center. Contoh negara yang menerapkan hal tersebut yaitu Singapura. Pada tahun 2019, Singapura mencabut moratorium untuk pembangunan data center baru pada 2022 dan akan menerapkan kerangka peraturan untuk memastikan bahwa pengembangan data center berjalan sesuai dengan konsep ESG.

Keempat strategi tersebut tentu tidak mudah diterapkan jika belum adanya kesadaran bagi perusahaan dalam menerapkan konsep ESG. Untuk itu perlu adanya peran dari setiap pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah dan perusahaan terkait untuk berkolaborasi dan melakukan inovasi dalam mewujudkan ESG pada sektor data center.

 

Penulis: Rafiq Naufal Kastara

Sumber:

Knight Frank Indonesia: Why ESG Matters: A Guide for Occupiers

www.esgi.ai

www.sustainalytics.com

www.jpreis.com

www.pipelinepub.com

www.datacenterdynamics.com

 

Artikel Terkait:

Yuk Kenali Lebih Dekat Si Green Data Center

Potensi Tumbuhnya Green Data Center

Share:
Back to Blogs