Strategi Bisnis Ritel di Masa Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Strategi Bisnis Ritel di Masa Pandemi
Thursday, 7 January 2021

Sektor bisnis ritel menjadi salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi. Selain permintaan pasar yang menurun, tantangan juga datang dari komponen-komponen pengeluaran tetap yang harus dibayar oleh pengusaha. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah guna menekan pandemi juga turut menjadi faktor melemahnya omzet.

Namun, pandemi yang menekan industri ritel saat ini harus disikapi dengan cepat oleh pelaku usaha agar bisa segera beradaptasi dan melakukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi maupun menawarkan produk yang terbaik bagi konsumen.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha antara lain;

  1. Memaksimalkan Penjualan Ritel Secara Online/Multichannel
    Pasar online merupakan pasar yang sangat potensial di masa depan. Di masa pandemi ini, masyarakat enggan berinteraksi secara tatap mukadan lebih memilih mencari cara alternatif untuk memenuhi kebutuhannya tanpa harus keluar rumah. Terbukti dengan meningkatnya transaksi e-commerce di Indonesia. Menurut catatan Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, nilai transaksi e-commerce terus menanjak, mulai dari peningkatan 152 persen pada tahun 2018 serta 88 persen pada tahun 2019 dan pada semester I-2020 terjadi kenaikan transaksi e-commerce sebanyak dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya.

  2. Program Promosi
    Di masa pandemi ini melakukan program promosi adalah hal yang sangat penting. Ada banyak jenis promosi yang dapat ditawarkan seperti potongan harga (pesta diskon), bebas ongkos kirim, kemudahan pembayaran (baik secara online ataupun program cicilan), giveaway dan lainnya.

  3. Transformasi Organisasi dan Efisiensi
    Jumlah karyawan dan jadwal shift kerja perlu diubah. Pekerja di sektor ritel yang biasanya melayani walk-in customer pun harus multi-tasking agar lebih produktif, misalnya dengan memasarkan segara digital (melalui aplikasi chat), melayani penjualan jarak jauh maupun melakukan pengantaran barang dan lain sebagainya.

  4. Downsizing
    Pelaku usaha ritel dapat melakukan downsizing atau menurunkan marjin keuntungan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Dengan melakukan hal tersebut, harga jual bisa ditekan, sehingga produk tetap laku (market share tetap terjaga) di situasi pandemi yang tidak pasti seperti sekarang ini.

Selain strategi diatas, pada industri makanan, para pelaku usaha di sektor ritel fnb juga sudah banyak yang melakukan metode baru diantaranya dengan menjajakan frozen food sampai memaksimalkan layanan pesan antar atau drive thru.

Inovasi menjadi salah satu bagian strategi yang perlu diluncurkan untuk bertahan. Salah satu mal di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan menyediakan fasilitas bagi para pesepeda untuk mencoba sensasi berkeliling di area mal guna membangun minat masyarakat untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan sekaligus berolahraga. Selain itu, Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) juga melaporkan pusat perbelanjaan yang memiliki konsep outdoor (terbuka) menjadi incaran masyarakat di masa pandemi karena konsep ini sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Termasuk ide-ide inovasi yang memanjakan konsumen dengan pilihannya, seperti gerai Mie Instant terlengkap di Ibukota yang ditawarkan disalah satu pusat perbelanjaan di bilangan Jakarta Barat.

Penulis : Miranti Paramita

Source :

https://www.medcom.id/

https://www.antaranews.com/

https://finance.detik.com/

https://analisis.kontan.co.id/

https://food.detik.com/

Share:
Back to Blogs