Secara umum stok sebaran residential dalam bentuk vertical housing di Jakarta mencapai sekitar 615 unit menurut KF Map, platform digital property yang dikembangkan oleh Knight Frank Indonesia. Dominasi sebaran residential apartemen tersebar di Pusat dan Selatan Jakarta. Jika ditelisik, memang pilihan residential ini menawarkan berbagai keunggulan, mulai dari akses prima, ukuran keluarga, fasilitas kolam renang, kebugaran dan taman bermain. Harga yang ditawarkan juga bervariasi dan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan kelas menengah.
Sebut saja di wilayah selatan Jakarta, stok apartemen kelas menengah tercatat sebanyak 210 unit, sementara di seluruh Jakarta terdapat sekitar 349 unit apartemen, dengan harga mulai dari 200 juta. Menurut Jakarta Property Highlight 2H2019 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia pada Maret lalu, secara keseluruhan kontribusi pasar menengah dari stok yang tersedia di Jakarta sekitar 46,89%. Tentu saja dominasi ini menjadi penggerak yang signifikan, baik untuk sector property maupun ekonomi secara umum.
Sementara itu, berdasarkan data backlog Jakarta, diketahui bahwa 52,88% warga Jakarta belum memiliki rumah saat ini. Pada dasarnya, ketersediaan stok apartemen dapat menjadi alternative pilihan dalam penyediaan rumah tinggal di Jakarta.
Berdasarkan data demografi terdapat 170 juta jiwa kelas menengah di Indonesia, mulai dari kelas menengah harapan sampai kelas menengah atas. Sebaran kelas ini mendominasi di wilayah urban, memiliki demand yang tinggi terhadap hunian. Di sisi lain, wilayah urban merupakan wilayah dengan stok vertical housing yang cukup tinggi dan dapat menjadi pilihan, namun budaya masyarakat timur terhadap vertical housing atau apartemen belum sepopuler rumah tapak.
Salah saru karakter kelas menengah sebagai trend setter dengan kemampuan finansial yang cukup mapan sepertinya dapat memberikan harapan baru menciptakan paradigm switch untuk memilih apartemen sebagai opsi dari pilihan rumah tinggal di wilayah perkotaan Indonesia.
Namun, tentu saja untuk menetap di vertical housing pada kondisi pandemic ini perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya keterbatasan ruang jelajah menetap di apartemen menjadi salah satu tantangan di tengah pandemic karena dapat menimbulkan stress, untuk itu dapat menyiasati dengan penggunaan pop-up furniture yang dapat disimpan kembali setelah dipakai. Serta manfaatkan ruang public untuk berolahraga dan mendapatkan paparan sinar matahari. Selain itu keunggulan apartemen di tengah pandemic adalah terkait keamanan, privasi, kebersihan dan mitigasi komunal yang dapat diberlakukan lebih sistematis dibandingkan dengan kompleks rumah tapak.
Secara umum, kelas menengah tergolong kelas ekonomi dengan daya beli yang cukup kuat dan kemapanan yang lebih tinggi dari kelas milenial. Tentu saja dengan kematangannya, property menjadi salah satu bidikan bagi kelas menengah, dan menjadi tantangan bagi pengembang memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan kelas ini.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :