Pandemi yang melanda seluruh wilayah di dunia berdampak pada berbagai sektor, tak terkecuali sektor kuliner. Banyak pebisnis kuliner dan pemilik restoran di dunia terpaksa menutup usahanya untuk sementara waktu dan mengakibatkan penurunan pendapatan bagi mereka yang berkecimpung di industri kuliner.
Untuk membaca kondisi pendapatan harian industri yang terdampak pandemi, salah satu startup penyedia layanan kasir digital melakukan survei terhadap sejumlah industri yang terkena langsung dampak dari pandemi. Berdasarkan survey tersebut ditemukan bahwa industri F&B merupakan salah satu industri yang paling terdampak. Terbukti dari hasil observasi di 17 kota, industri F&B di 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan.
Meskipun ritel F&B mengalami penurunan pendapatan yang signifikan, namun industri ini diyakini sebagai salah satu bisnis yang dapat bertahan pada saat krisis karena masyarakat membutuhkan pasokan makan dan minum dalam kondisi apapun bahkan kondisi serba sulit sekalipun. Dengan demikian, sektor F&B tidak akan pernah surut dan kehilangan konsumen.
Tak hanya itu, bisnis di sektor makanan dan minuman juga dianggap membutuhkan modal yang relatif kecil, tenaga kerja yang tak terlalu banyak, namun dengan margin laba yang besar dan perputaran arus kas yang cepat. Beberapa faktor tersebut membuat bisnis F&B sulit menjadi 'korban' dari dampak pandemi.
Senada dengan optimisme tersebut, Industri makanan dan minuman diprediksi tumbuh 1% pada triwulan III 2020. Pertumbuhan kinerja tersebut sejalan dengan adanya perbaikan daya beli, antara lain lewat pencairan gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) dan kucuran stimulus pemerintah lainnya. Ini artinya, perkiraan tersebut lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan triwulan II 2020, yaitu 0,22% (yoy).
Pemerintah telah berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat melalui pemberian gaji ke-13 kepada PNS maupun memberi bantuan sosial kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Kemudian, ada insentif untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terbaru, pemerintah juga meluncurkan stimulus Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta.
Dengan langkah-langkah pemerintah tersebut, diharapkan dapat memperkuat perekonomian pada kuartal III dan IV tahun ini dan meningkatkan konsumsi. Pebisnis sektor F&B bisa menjalankan strategi peningkatan omzet dengan berinovasi sesuai perubahan perilaku konsumen, salah satunya dengan pemanfaaan teknologi digital, dengan peningkatan layanan online delivery, e-commerce dan menggunakan social media dalam mempromosikan produknya.
Penulis : Miranti Paramita
Sumber :
https://ekonomi.bisnis.com/
https://katadata.co.id/
https://www.gadjian.com/