Di tengah masa wabah ini, yang dapat dilakukan oleh bisnis properti adalah menjalin dan memperkuat relasi dengan investor, kontraktor dan agent. Saat inilah perlu mengatur strategi rebounding. Hal ini belajar dari masa pandemi SARS dengan 3 bulan masa downtime, dan setelah itu beberapa negara terdampak umumnya dapat melanjutkan kembali roda bisnis dan ekonominya.
Pada dasarnya insentif pemerintah di bidang properti telah bergulir dan diapresiasi oleh pasar, berupa penambahan kuota rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, maupun insentif subsidi selisih bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) kepada masyarakat berpenghasilan rendah selama 10 tahun. Namun, untuk membantu lebih kokohnya strategi bertahan dan rebounding bisnis properti perlu dipertimbangkan juga dukungan, baik berupa relaksasi pajak, penangguhan kewajiban pembayaran utang dan bunga bagi pengembang, kemudahan masyarakat mendapat akses keuangan untuk sektor properti. Hal ini diperlukan untuk sektor ini bertahan.
Dengan dukungan yang kokoh diharapkan properti mampu memberi stimulan bagi perbaikan ekonomi, dan memberi multiplier effect pada 172 sektor industri turunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Sebenarnya, tahun ini ditatap sebagai awal optimisme di bidang properti, setelah melalui tahun politik, namun di awal tahun setelah banjir, lalu wabah merebak. Tentu saja hal ini menjadikan koreksi atas optimisme capaian properti tahun yang diperkirakan hanya tumbuh sekitar 3,5-4% di tengah wabah yang merebak.
Namun di tengah koreksi, pasar properti Indonesia diperkirakan tetap kuat dan bertahan, hal ini mengingat pasar properti Indonesia dikuasai oleh pasar domestik, dan hampir seluruh penjualan diciptakan dari pasar domestik. Selain itu dengan adanya stimulus pemerintah diharapkan menjadi bantalan pengaman, melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional. Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk mengatakan pemulihan sektor properti diperkirakan membutuhkan waktu 6 bulan dengan skenario moderat.
Sejalan dengan itu, Associate Director dari Research and Consultancy Division - Knight Frank Indonesia; Donan Aditria mengatakan bahwa jika suatu saat nanti pandemi corona dinyatakan ‘selesai dan aman’ maka sektor properti yang pertama akan mengalami pemulihan dan berangsur normal adalah hospitality, hal ini mengingat sebelumnya ada banyak penundaan dan perubahan/cancellation perjalanan wisata yang dilakukan oleh masyarakat terutama mereka yang berada di segmen mid-high income.
Penulis: Syarifah Syaukat, Miranda
Sumber :
https://www.finansialku.com/
https://www.kabaruang.com/
https://www.btnproperti.co.id/
http://propertyandthecity.com/
https://www.ayobandung.com/
http://jababekaresidence.com/
https://www.cnbcindonesia.com/
https://ekonomi.bisnis.com/
https://ekonomi.bisnis.com/read/
https://www.ojk.go.id/