Perubahan Pola Pikir Tentang Pekerjaan Ideal Menurut Milenial dan Generasi Z Pasca Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Perubahan Pola Pikir Tentang Pekerjaan Ideal Menurut Milenial dan Generasi Z Pasca Pandemi
Friday, 11 August 2023

Pandemi membuat banyak perusahaan mengatur ulang strategi bisnis dan kesejahteraan pegawainya, termasuk pola kerja dampak pandemi yang memaksa pekerja untuk Work From Home (WFH) atau Work From Anywhere (WFA) yang menjadikan para pekerja kembali berpikir mengenai prioritas hidup dan kebutuhan mengeksplorasi keinginan dan kenyamanan dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi juga turut merubah asumsi, ekspektasi dan preferensi pekerja dalam menjalankan ritme dan pola kerjanya.

Sebelum pandemi, umumnya para pekerja menjadikan gaji/ tunjangan sebagai dasar dalam memutuskan pilihan pekerjaan. Tetapi setelah pandemi, faktor yang menjadi pertimbangan bergeser maupun bertambah.

Menurut laporan Asia-Pacific Outlook Report yang dirilis oleh Knight Franks Asia-Pacific (2022), faktor penting yang berpengaruh dalam keputusan pegawai (milenial [M] dan generasi Z [Z]) untuk memilih tempat kerja, selain gaji dan tunjangan adalah:

(1) Budaya kantor yang positif: [M] 52%, [Z] 57%;

(2) Fleksibilitas kerja: [M] 50%, [Z] 44%;

(3) Kesempatan untuk terus belajar: [M] 48%, [Z] 44%;

(4) Insentif dan program kesejahteraan: [M] 33%, [Z] 25%;

(5) Reputasi perilaku kantor: [M] 22%, [Z] 23%;

(6) Diversitas dan inklusivitas: [M] 19%, [Z] 27%; dan

(7) Kesempatan untuk membawa perubahan dalam kantor atau komunitas: [M] 12%, [Z] 19%.

Temuan tersebut sedikit berbeda dengan survei yang dilakukan oleh salah satu situs pemberitaan di Indonesia (2022) terhadap 1.500 responden (751 [M] ; 749 [Z]) yang menyebutkan bahwa gaji bukan faktor utama dalam kriteria pekerjaan ideal mereka. “Gaji/ tunjangan lainnya” menempati posisi ke-3 bagi generasi Z (13%) dan ke-4 bagi milenial (12%).

Bagi generasi Z “pekerjaan dengan work-life balance yang baik” (19%) merupakan prioritas utama pilihan mereka, yang kemudian diikuti oleh “lingkungan kerja yang ramah dan saling mendukung” (18%). Sedangkan, pekerjaan ideal bagi milenial didasari oleh “lingkungan kerja yang ramah dan mendukung” (20%), diikuti dengan “pekerjaan yang sesuai minat/passion” (16%), dan “pekerjaan dengan work-life balance yang baik” (13%).

Mengingat jumlah generasi milenial dan generasi Z di Indonesia mencapai 144,87 juta jiwa atau sekitar 53,8% dari total populasi penduduk Indonesia, kondisi dan preferensi tersebut perlu dipahami oleh perusahaan.

Penyesuaian preferensi terhadap perilaku kerja juga dilakukan di Singapura, yaitu dengan memberlakukan sistem gaya kerja ‘hybrid’ yang mengkombinasikan kerja secara on-site dan remote. Beberapa perusahaan Singapura mulai memperbaharui gedung perkantorannya. Sebagai contoh, salah satu kantor bank di Singapura yang menerapkan sistem hybrid, mulai membangun sebuah wellness space’ untuk mengakomodasi rasa nyaman pegawainya. Ruang tersebut dibangun untuk memberikan rasa nyaman pegawai sehingga dapat membentuk rasa work-life balance di kantor. Kegiatan yang dapat dilakukan di ruang tersebut antara lain adalah beristirahat, membaca, olahraga, dan short nap.

 

Penulis : Defta Ina Mustika

Sumber:

Asia Pacific Outlook Report 2022

Knight Frank Asia Pacific: Office Hightlight 1H 2023

tirto.id

mediakeuangan.kemenkeu.go.id

todayonline.com

 

Artikel Terkait

Nasib Perkantoran Jakarta di Tengah Kebijakan Hybrid Working

Perilaku Konsumsi Generasi Milenial di Tahun 2023

Biophilic Design , Trend Desain yang Ramah Lingkungan

Share:
Back to Blogs