Menurut Knight Frank Asia Pasifik, tahun ini investasi properti di Asia Pasifik diperkirakan akan terkonsentrasi pada 3 sektor : perkantoran, perumahan dan ritel dan akan meningkat 30% setelah tertahan sejak awal 2020.

Sementara itu, Indonesia dikategorikan sebagai salah satu dari 8 Negara di Asia Pasifik yang menjadi Tujuan FDI (Foreign Direct Investment) Tertinggi di tahun 2022, bersama dengan Chinese Mainland, Hongkong, Singapore, India, Australia, Vietnam dan Jepang.

Merujuk pada performa investasi properti di tahun 2021, terungkap bahwa 52,4% berasal dari PMDN (penanaman modal dalam negeri) atau sejumlah Rp 113,5 triliun, sisanya berasal dari PMA (penanaman modal asing). Tiga subsektor properti yang mendapat kucuran dana terbesar di sektor properti adalah perumahan, kawasan industri dan perkantoran.

Salah satu wujud realisasi investasi di tahun ini adalah pembangunan pabrik baterai lithium 10GWh, pabrik ini digadang akan menjadikan Indonesia sebagai hub industri baterai dan mobil listrik di Kawasan Asia Tenggara.

Realisasi PMDN di bidang properti, setidaknya tercatat sebesar 62,8T untuk perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 45,3T. Sementara itu, dari sisi PMA, transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar US$ 2,4M.

Sebagai catatan, investor asing pegiat properti di tanah air umumnya berasal dari US, Singapura, Jepang, China, Australia. Singapura, Seoul, Hongkong, dst.

Sebut saja Jepang, yang telah mulai berinvestasi properti di Indonesia sejak tahun 1958 di sektor perhotelan, yang ditandai dengan dibangunnya Hotel Indonesia. Hingga saat ini, investasi Jepang di sektor properti meluas ke sektor perkantoran, kawasan industri, perumahan bahkan township development.

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

www.bpkm.go.id

www.rei.or.id

KFMap.asia

www.bisnis.com