Penghematan Operasional Gedung, Perlukah? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Penghematan Operasional Gedung, Perlukah?
Friday, 15 May 2020

Berdasarkan riset pasar dari Knight Frank pada akhir tahun 2019 diketahui bahwa, saat ini di area CBD setidaknya terdapat sekitar 180 unit gedung perkantoran yang sudah berdiri. Di tengah kondisi wabah ini bagaimana perawatan dan pengelolaan gedung perkantoran, mengingat dengan berlakunya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) maka hanya ada 11 sektor kegiatan yang diizinkan beroperasi. Dengan demikian gedung perkantoran saat ini memiliki jam operasi yang lebih rendah, dengan aktivitas yang juga berkurang, namun akan tetap mengeluarkan biaya pengelolaan yang sama seperti biasa jika tidak dilakukan penghematan.

Tentu saja bukan hal yang mudah mencapai efisiensi ketika sarana umum di gedung perkantoran perlu tetap beroperasi di tengah hunian yang tidak full. Sebut saja biaya listrik, yang dapat dipangkas dengan mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas. Selain itu juga penghematan dari pengurangan biaya pemeliharaan fasilitas nonprioritas atau yang tidak mendesak. Penggunaan air juga menjadi hal yang dapat dihemat di tengah kondisi saat ini. Pada dasarnya kebutuhan penghematan dapat terjawab dengan konsep bangunan ramah lingkungan atau green building yang dengan penggunaan internet of things berhasil memangkas biaya operasional mencapai 37%.

Selain itu, menurut International Finance Corporation (IFC) menyebutkan bahwa terbukti green building memberikan keuntungan penjualan lebih tinggi hingga 31%. Di Jakarta, salah satu green building yang ada adalah gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mampu menghemat listrik hingga 44% dan menghemat air hingga 81%. Salah satu contoh lain penghematan dilakukan oleh Angkasa Pura II, yang memangkas penggunaan listrik hingga 46%, dan juga melakukan penghematan penggunaan air bersih hingga 60%. Hal ini dilakukan di tengah layanan atas gedung bandara yang mereka kelola. Mengapa penghematan perlu dilakukan?. Tentunya dikondisi yang tidak mudah ini berbagai penghematan perlu menjadi pertimbangan utama, mengingat biaya operasional rutin gedung yang cukup besar termasuk langkah-langkah upgrading pada gedung yang perlu menjadi prioritas seperti isu hygiene dan sanitasi untuk menjamin kesehatan penghuni gedung.

Pengalihan biaya operasional dapat digunakan untuk saving ataupun mempersiapkan penyesuaian pada kondisi normal yang baru setelah masa ini, dimana gedung perkantoran akan membutuhkan penyesuaian desain, tidak sekedar mengacu pada kebutuhan green building tapi juga healthy building. Pada prakteknya, banyak langkah-langkah yang dapat dikerjakan oleh Pemilik/Pengelola Gedung untuk aspek penghematan. Mulai dari hal yang membutuhkan zero investment, seperti optimalisasi jam operasional peralatan, regrouping utilitas yang lebih efektif atau perawatan peralatan yang baik sehingga kinerja lebih efisien. Atau tindakan dengan investasi tertentu yang tentunya dapat memberikan return yang sepadan dalam jangka waktu ke depan, salah satunya dengan investasi pada sistem computing dan IOT untuk pengelolaan.

Team kami di Knight Frank dapat memberikan konsultasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan nilai tambah pada pengelolaan Gedung. Untuk mendapat ulasan yang lebih lengkap terkait hal itu, Lioni Sugiarto selaku Head of Property Management dari Knight Frank dapat membantu Anda.

Penulis: Syarifah Syaukat, Bunga

Sumber:

https://properti.kompas.com/

http://bisnisjakarta.co.id/

https://mediaindonesia.com/

https://indoaviation.asia/

Share:
Back to Blogs