Data Center menjadi salah satu sektor potensial yang menyerap lahan industri saat ini di Jabodetabek, bahkan tidak hanya menyerap di lahan industri tetapi sektor ini juga menyerap ruang di subsektor warehouse dan perkantoran. Di kawasan industri, Data center menyerap 31% dari total lahan yang terserap di semester satu tahun ini.
Di Indonesia, setidaknya ada beberapa titik yang digadang sebagai pusat pengembangan Data Center, sebut saja di Cikarang, kemudian di Tangerang Selatan, Batam. Belum lagi beberapa area KEK atau Kawasan Industri Baru berlabel smart city yang juga mengembangkan data center sebagai salah satu unsur bisnis unggulannya.
Lalu bagaimana peluang dari pengembangan sektor Data Center?
Saat ini di era digitalisasi, penggunaan internet di Indonesia mencapai 73%, atau setidaknya 200 juta penduduk adalah pengguna internet, jumlah ini didukung dengan keberadaan populasi milenial dan generasi z saat ini sebagai working ages. Selain itu, persentase mobile connections di Indonesia lebih tinggi dari rerata global saat ini.
Penggunaan internet ini mendorong layanan data center bertumbuh, karena penyimpanan data dari para provider akan membutuhkan kehadiran data center. Selain itu, berlanjutnya WFH (working from home) menjadikan penyimpanan data menjadi hal yang penting. Belum lagi tumbuhnya ecommerce juga menjadi salah satu yang menjadikan pertumbuhan eksponensial sektor data center saat ini.
Saat ini setidaknya, ada beberapa provider, seperti EdgeConneX dan Telkom yang mewarnai pengembangan Data Center di Indonesia. Selain itu, Google, Amazon dan Alibaba mulai meletakan data center pelanggannya di Indonesia. Namun, Facebook dan Tiktok adalah dua diantara perusahaan yang masih belum menempatkan data centernya di Indonesia.
Lalu mengapa pengembangan data center di Indonesia belum tumbuh sekuat pertumbuhan data center di beberapa kota di Asia, seperti Tokyo, Shanghai, Singapore, Seoul, Hong Kong, Mumbai, Kuala Lumpur dan Bangkok. Untuk mengembangkan sektor data center, setidaknya beberapa tantangan yang perlu diperhatikan bersama, diantaranya, pemilihan wilayah dengan risiko rendah bencana alam seperti banjir, infrastruktur utama seperti listrik dan ketersediaan fiber optic yang sustainable, konektivitas unggul, tingkat pemadaman minimum, spot lahan yang relatif luas, dan tentu saja dukungan SDM yang mampu mengoperasikan area pengelolaan data center.
Menurut Kemenkominfo, pada tahun 2018 terdapat 2700 data center di Indonesia, dengan luasan mencapai 185.000 meter persegi. Populasi ini terbilang masih terbatas untuk mengembangkan the next hub data center asia di Indonesia.
Yuk, lanjutkan dengan menilai potensi sektor ini lebih rinci lagi untuk kedaulatan data kita bersama.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.dcbyte.com
www.jawapos.com
www.detik.com
Artikel Terkait:
Pelaku Industri Properti Optimistis Tahun 2022 Indonesia Membaik