Melakukan perjalanan traveling, baik wisata ataupun bisnis saat ini menjadi terbatas karena adanya pandemi. Sebelum ini, masyarakat dapat melakukan perjalanan secara bebas. Padahal banyak sektor turunan yang tumbuh dari kegiatan wisata dan bisnis, seperti tumbuhnya sektor perhotelan, agen wisata, pusat perbelanjaan, usaha kuliner, dsb.
Bisnis wisata menjadi salah satu generator ekonomi, Pariwisata Indonesia yang telah memberikan kontribusi pendapatan negara sebesar Rp 229,5 Triliun, menyerap 12.7 tenaga kerja dan memberikan dampak turunan ekonomi kepada masyarakat lokal berupa pembukaan lapangan kerja. Secara keseluruhan, PDB dari sektor wisata menyumbang 10% untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumbangan devisa dari sektor pariwisata terus meningkat. Pada 2018, devisa sektor pariwisata mencapai Rp 229,5 triliun atau meningkat 15,4 persen secara tahunan. Sementara penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata juga kian menanjak. Berdasarkan data Kemenparekraf, penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata mencapai 12,7 juta orang atau sekitar 10 persen dari total penduduk Indonesia yang bekerja.
Untuk itu, sebagai upaya memperbaiki sistem ekonomi nasional diantaranya melakukan pembukaan kembali destinasi wisata, maka saat ini pemerintah menerapkan sistem New Normal (Transisi). Berbagai penerapan protokol kesehatanpun dilakukan di berbagai tempat wisata, hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya penyebaran wabah dalam skala lebih besar atau munculnya klaster baru. Dalam bidang pariwisata, protokol kesehatan yang diberlakukan saat ini, diantaranya:
Pandemi memang membahayakan, namun kita dapat meminimalkan risiko pandemi dengan menerapkan tips di atas untuk berwisata ataupun dalam melakukan perjalanan bisnis. Sehingga tercapai kondisi masyarakat yang tetap aman, sehat dan produktif.
Penulis : Niar
Sumber: