Model Last Mile Delivery sebagai Pembaruan Sistem Logistik | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Model Last Mile Delivery sebagai Pembaruan Sistem Logistik
Friday, 24 December 2021

E–commerce telah berkembang pesat, seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, payment, dan mobility yang didorong oleh kemajuan teknologi. Kemudahan dalam akses layanan yang diberikan oleh kemajuan teknologi telekomunikasi mendorong para pebisnis untuk memanfaatkan e-commerce sebagai model tunnel baru dalam menjual produk-produknya ke pasar.

Layanan logistik produk e-commerce memerlukan penanganan yang khusus.  Maka dari itu, sangat penting untuk mengutamakan pemahaman mengenai karakteristik produk yang diperdagangkan dalam transaksi e-commerce. Baik pelaku bisnis maupun pelanggan harus tahu ketentuan dan persyaratan transaksi e-commerce, lead time, pembayaran, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan isu penting bagi operator penyedia jasa last mile delivery.

Layanan Last Mile Delivery adalah suatu istilah dalam kegiatan manajemen supply chain (rantai pasokan) dan juga dalam perencanaan logistik, dimana menggambarkan pergerakan orang serta barang dari suatu pusat transportasi ke tujuan akhir ke rumah konsumen.

Pada saat ini, Last Mile Delivery cukup sering dipergunakan oleh berbagai unit bisnis usaha yang ada, terutama dalam bisnis e-commerce di Indonesia. Last Mile Delivery akan menjadi medium andalan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan pendistribusian maupun pengiriman barang logistik secara cepat dan juga efisien seiring dengan perkembangan teknologi digital yang ada.

Sejalan dengan hal tersebut, lantas bagaimanakah alur yang ada di dalam kegiatan sistem Last Mile Delivery tersebut?

Intinya layanan Last Mile Delivery tidak menggunakan jasa antar pihak ketiga, sehingga alur pengiriman dari sistem Last Mile Delivery ini dimulai ketika pelanggan memesan barang dan diterima oleh unit bisnis yang ada, langsung akan diproses dan dikirimkan kepada konsumen dengan armada angkut yang dimiliki penjual.

Pola layanan ini diklaim memberikan keuntungan optimal bagi pihak penjual dibanding menyerahkan layanan antar ke pihak ketiga.

Amazon telah mengaplikasikan konsep ini dengan Amazon-logistic yang beroperasi sejak tahun 2016. Di Indonesia, alur pelayanan dari penjual yang langsung ke konsumen masih didominasi oleh sektor Food & Beverages.

Penulis : Muhamad Ashari

Sumber:

www.dnr.id

www.supplychainindonesia.com

www.blj.co.id

www.kontan.co.id

Share:
Back to Blogs