Wellness tourism merupakan salah satu sub sektor pariwisata yang sedang berkembang. Meskipun terdapat pembatasan perjalanan dalam negeri dan luar negeri, kegiatan wisata untuk wellness masih dapat dilakukan, seiring dengan trend staycation yang ditawarkan berbagai hotel. Menurut data Badan Pusat Statistik, tingkat hunian hotel berbintang secara nasional pada Maret 2022 adalah sebesar 45,15%, dimana terjadi peningkatan okupansi sebesar 9,08% (yoy).
Secara nasional, provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan tingkat okupansi tertinggi di Indonesia, yaitu sebesar 63,82%. Dengan sedang berlangsungnya proyek IKN di provinsi tersebut, tidak heran jika terdapat peningkatan okupansi pada hotel berbintang disana.
Bisnis hotel yang semakin meningkat juga tentunya dipengaruhi oleh peningkatan mobilitas. Masih menurut data statistik, jumlah penumpang di lima bandara tersibuk di Indonesia pada bulan April 2022 adalah sebesar 2,3 juta penumpang (+67% dari April 2021). Peningkatan jumlah penumpang perjalanan domestic dan internasional tersebut tentunya akan meningkatkan okupansi hotel berbintang di kawasan tersebut.
Melihat kondisi sektor pariwisata yang kian membaik, tidak heran jika bisnis hotel semakin gencar untuk mempromosikan fasilitas dan pelayanannya. Untuk mengikuti perkembangan trend, banyak ditemukan hotel-hotel yang menawarkan fasilitas yang unik dan spesifik dengan kebutuhan customer.
Menurut riset yang dilakukan oleh tourism consultant di UK, hotel yang diminati untuk staycation merupakan hotel yang dekat dengan nature recreation, memiliki bathtub, dan juga dekat dengan restoran. Kebutuhan pasar tersebut dapat diakomodasi melalui investasi. Mengutip data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi penanaman modal pada sektor hotel dan restoran pada tahun 2022 adalah sebesar 5 Triliun untuk 3.564 proyek. Investasi tersebut tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan di bisnis perhotelan.
Dengan adanya peningkatan kebutuhan pasar terhadap hotel, perubahan perilaku pengguna hotel, dan membaiknya kondisi pandemi menjadi sinyal positif bagi bisnis hotel di tahun ini. Diharapkan periode ini dapat menciptakan suasana bisnis yang lebih kondusif, seperti halnya sebelum pandemi.
Penulis: Lusia Raras
Sumber: