Menghadapi Gempa: Inovasi Kisi – Kisi bangunan Tahan Bencana di Indonesia | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Menghadapi Gempa: Inovasi Kisi – Kisi bangunan Tahan Bencana di Indonesia
Friday, 15 November 2024

Indonesia adalah negara yang berada di zona Ring of Fire, karena letaknya di pertemuan tiga lempeng tektonik: Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Akibatnya, Indonesia sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Menurut monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), setiap tahun terjadi lebih dari 6.000 gempa bumi di Indonesia dengan variasi magnitudo dan kedalaman.

Masih menurut sumber yang sama, diketahui bahwa setidaknya ada 6.000 gempa yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya dengan magnitudo dan kedalaman yang bervariasi.

Bencana gempa bumi ini sering mengakibatkan kerusakan besar, terutama pada bangunan yang tidak memenuhi standar ketahanan gempa. Salah satu solusi untuk mengurangi risiko tersebut adalah penerapan kisi-kisi bangunan atau perforated walls, yang telah terbukti mampu meningkatkan daya tahan bangunan terhadap guncangan gempa.

Kisi – kisi bangunan memiliki peran penting dalam mendistribusikan beban seismik, sehingga membuat struktur bangunan lebih fleksibel saat terjadi gempa. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kisi-kisi bangunan mampu menyerap energi dari guncangan gempa dan mengurangi risiko keruntuhan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan kisi-kisi dapat meningkatkan ketahanan bangunan hingga 30% dibandingkan dengan bangunan tanpa fitur ini.

Untuk mendorong penerapan desain tahan gempa, pemerintah Indonesia telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726:2019 sebagai pedoman wajib bagi arsitek dan kontraktor dalam merancang bangunan yang lebih aman. Namun, penerapan standar ini masih menemui kendala, terutama biaya konstruksi yang relatif tinggi dan pemahaman masyarakat yang masih terbatas.

Menurut laporan dari World Bank, biaya tambahan untuk memperkuat bangunan dengan teknologi tahan gempa bisa mencapai 10% hingga 15% dari total biaya konstruksi. Namun, manfaatnya sangat signifikan, karena bangunan yang memenuhi standar tahan gempa memiliki risiko kerusakan yang 70% lebih rendah dibandingkan bangunan konvensional ketika gempa dengan kekuatan serupa terjadi.

Di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, penerapan standar ini masih terus diupayakan. Pemerintah Indonesia bersama lembaga internasional untuk terus mensoialisasikan pentingnya standar bangunan tahan gempa demi keselamatan dan keamanan masyarakat.

Dengan demikian, penerapan kisi-kisi sebagai bagian dari desain bangunan tahan bencana diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi ketahanan bangunan di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan agar penerapan teknologi ini semakin luas dan efektif, serta mampu menekan angka kerusakan bangunan akibat gempa bumi.

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait bangunan tahan gempa, Anda dapat menghubungi https://kfmap.asia/contact-us/service/4/property-and-engineering-services

 

Nama Penulis : Alivia Putri Winata

Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/

https://www.its.ac.id/

https://bsn.go.id/

https://konstruksimedia.com/

https://langit7.id/

https://documents1.worldbank.org/

Share:
Back to Blogs