Saat ini, Generasi Z atau Gen Z mulai sadar akan pentingnya melakukan investasi properti khususnya hunian. Kondisi keuangan kelompok usia Gen Z yang belum cukup kuat menjadi pertimbangan untuk menjangkau produk hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Gen Z juga dihadapi dengan kenyataan bahwa harga rumah semakin meningkat pada setiap tahunnya sehingga menjadikan mereka kesulitan jika ingin membeli rumah tanpa angsuran.
Meningkatnya harga rumah, menurut Indeks Harga Properti Residensial (IHPR)pada triwulan II tahun 2023 tercatat naik sebesar 1,92% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 1,79%.
Dari hal tersebut didapati bahwa harga yang terus meningkat berpotensi untuk menurunkan minat Gen Z dalam melakukan pembelian hunian, karena belum sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan, rata – rata UMR di DKI Jakarta sebesar Rp.4.901.798.
Berdasarkan informasi yang diketahui dari salah satu situs pencarian properti, diketahui bahwa belakangan ini Generasi Z lebih memilih untuk mempertimbangkan opsi sewa atau kontrak dibandingkan dengan membeli rumah atau apartemen. Opsi sewa atau kontrak ini umumnya dipilih pada lokasi strategis, atau dekat dengan transportasi publik.
Hal tersebut didasari dari hasil survei pada Property Perspective From Gen Z yang dirilis oleh Jakpat, bahwa sebanyak 36% dari 587 responden yang tidak ingin membeli rumah ataupun hanya ingin menyewa properti menyebutkan bahwa belum cukupnya financial menjadi salah satu alasan dalam pengambilan keputusan tersebut.
Dari riset yang sama, juga terungkap bahwa sebanyak 69% dari Generasi Z cenderung ingin melakukan investasi dengan melakukan pembelian lahan kosong dan memilih opsi untuk menyewa rumah ataupun apartemen sebagai tempat tinggal mereka.
Hal itu terjadi, karena menurut mereka melakukan investasi terhadap lahan kosong dapat menjadi suatu pertimbangan karena lebih terjangkau, dan merupakan bentuk investasi jangka panjang.
Penulis : Alivia Putri Winata
Source :
grahaagung.id
detik.com
www.bi.go.id