Sektor industri menjadi salah satu subsektor properti yang memiliki performa stabil di tengah hampir 2 tahun pandemi melanda. Setidaknya hal ini disampaikan oleh Knight Frank Asia Pasifik, yang telah melakukan riset pada 17 kota di Asia Pasifik, termasuk Jakarta.
Dalam publikasi di atas disebutkan bahwa performa subsektor industri di Jakarta relatif stabil meskipun digempur pandemi, bahkan dideteksi harga sempat meningkat tipis di tengah pandemi, yaitu berkisar 2,8%. Sementara itu diperkirakan peningkatan harga sewa dalam skala regional berada pada kisaran 0,5%.
Publikasi tersebut menyebutkan bahwa Jakarta diperkirakan, dalam 12 bulan kedepan akan memiliki performa subsektor industri yang terus stabil meningkat.
Tim Armstrong, head of occupier services & commercial agency, Asia-Pacific at Knight Frank, mengatakan bahwa : “Munculnya varian Omicron di akhir 2021 menciptakan headwinds tersendiri bagi wilayah Asia Pasific. Meskipun situasi tersebut telah menekan rantai pasokan dalam jangka waktu pendek dan telah membatasi laju perdagangan yang merupakan salah satu mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi, namun imbas dari hadirnya virus Omicron tidak akan mengganggu atau mengurangi struktur fundamental jangka panjang pada pasar logistik di Asia Pasific.”
Tim Armstrong juga kembali menambahkan bahwa tingkat permintaan saat ini masih memiliki cukup ruang untuk kembali bertumbuh, dimana tingkat sewa tentu diharapkan dapat juga mengalami peningkatan lebih lanjut di tahun 2022 walau masih akan ada tantangan pada biaya sewa dan ketidakseimbangan pasokan.
Di Jakarta, pada beberapa wilayah kantong industri masih diminati oleh beberapa sektor potensial seperti otomotif dan chemical/bahan kimia, baik investasi yang datang dari perusahaan lokal maupun asing. Selain itu, juga ada sektor FMCG, Makanan dan Minuman, Elektronik, Kabel, Logistik, dsb.
Sektor-sektor potensial di atas merupakan sektor yang menopang ketahanan performa sektor industri di tengah pandemi. Fluktuasinya mewarnai performa sektor properti, terutama terkait serapan lahan untuk kegiatan industri.
Saat ini, koridor timur dari wilayah greater Jakarta masih menjadi wilayah potensial yang menyerap dominasi transaksi lahan untuk sektor industri dan logistik. Memang koridor timur sudah cukup matang dalam sepak terjangnya sebagai kawasan industri, sehingga lesson learnt dari pengembangan industri di koridor timur dapat ditularkan pada kawasan industri baru yang tengah dikembangkan saat ini.
Penulis : Syarifah Syaukat & Gabriela Bunga
Sumber:
KFMap.asia