Vaksinasi dan stimulus fiskal dari pemerintah, merupakan diantara pemantik perbaikan kondisi properti, diantaranya sektor residensial.

Di Kota Bandung, tahun ini penjualan perumahan cenderung lebih baik, hal ini setidaknya disampaikan oleh REI Jawa Barat. Sementara tahun lalu, rumah sederhana disebutkan sebagai jarring pengaman dalam penjualan, dan tidak dipungkiri segmen pasar mengalami penyusutan di tahun lalu. REI pusat menyebutkan bahwa tahun lalu penurunan penjualan perumahan mencapai 60%.

Salah satu pengembang besar yang melaunching produknya di kota Bandung menyebutkan, bahwa masyarakat menyerap produk mereka yang mengedepankan konsep rumah sehat dengan ruang terbuka. Selain itu kelengkapan infrastruktur, kemudahan akses, potensi kenaikan harga, dan kredibilitas pengembang diantara yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memiliki rumah. Mereka menyatakan membukukan 63% penjualan dari 5 produk yang dilaunching ke pasar di masa pandemic. Produk yang ditawarkan tidak hanya untuk segmen menengah, tapi juga untuk segmen upper high.

Sementara itu, rambatan wilayah perkembangan perumahan setelah di bagian Utara (seperti Dago, Setiabudi, Pondok Hijau) dan bagian Barat (seperti Padalarang), saat ini mulai merambat ke arah Timur, hal ini diindikasikan dari pembangunan infrastruktur ke arah tersebut, seperti wilayah Gedebage, Sukamanah, Rancaekek.

Pembangunan jalan tol, stasiun dan rel kereta yang dikembangkan ke arah Timur telah membuka wilayah rambatan baru, dan tentu saja mendongkrak pertumbuhan harga tanah di wilayah tersebut. Opsi-opsi wilayah perumahan terbuka semakin beragam, dengan berbagai pilihan, baik rumah tapak maupun rumah vertikal.

Tentu saja potensi ini ditangkap oleh berbagai pengembang, untuk turut dapat berkontribusi sekaligus menikmati proses terciptanya kota baru berkelas dunia di sisi Timur kota Bandung.

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber :

https://bandung.bisnis.com/

https://www.merdeka.com/

https://www.pikiran-rakyat.com/

https://www.propertiterkini.com/