Koridor Timur Jakarta, dimulai dari Bekasi, Cikarang, Karawang sampai Purwakarta adalah wilayah industri yang saat ini terus aktif berkembang. Sejak tahun 1996 melalui Keputusan Presiden Nomor 41 ditetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan kawasan industri di Indonesia, yang kemudian diterjemahkan lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 Tujuan Pembangunan Kawasan Industri. Sebagai bentuk derivasi kebijakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang menyusun Perda No.2 tahun 2013 untuk menetapkan lokasi-lokasi pengembangan kawasan industri. Seiring perkembangannya, saat ini koridor Timur menjadi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Penetapan tersebut didasarkan pada keunggulan wilayah dari koridor Timur yang dekat dengan Jakarta, lahannya relatif luas dan bebas dari risiko bencana, seperti banjir, letusan gunung api, gerakan tanah dan gempa.
Dengan penetapan tersebut, koridor Timur dilengkapi oleh berbagai infrastruktur, mulai dari jalan tol, jalur kereta, elevated toll road, pelabuhan, dan rencananya akan dilengkapi dengan kereta api cepat, LRT, dan MRT. Dengan dukungan infrastruktur tersebut, berbagai kawasan industri tumbuh digerakkan oleh sektor unggulan, seperti manufaktur, otomotif, garment, elektronik, dan sekarang data center.
Memang tidak dapat dipungkiri dengan penetapan kebijakan di atas, maka demand terus mengalir deras ke koridor Timur membentuk aglomerasi yang semakin kuat, dengan PDRB yang mencapai 230T pada tahun 2018 didorong oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi mencapai 71%. Perluasan kawasan industri di koridor Timur bahkan saat ini telah sampai Purwakarta dan Subang.
Lalu bagaimana dengan koridor Barat Jakarta?
Pengembangan infrastruktur di Barat Jakarta, tidak hanya dibutuhkan untuk pergerakan dari sektor hunian, namun juga dari sektor komersial, seperti bisnis, jasa dan industri. Bahkan infrastruktur tersebut tidak hanya berkelas regional (antarkota), namun di Barat Jakarta dikembangkan untuk mendukung pergerakan antar pulau.
Sehingga pada dasarnya, potensi pengembangan infrastruktur memiliki dimensi prospek yang luas, mengingat wilayah ini merupakan Hub, baik untuk moda transportasi darat, laut maupun udara. Namun variasi moda transportasi darat di koridor Barat belum selengkap di koridor Timur.
Sebagai sebaran wilayah industri, koridor Barat diwarnai dengan kehadiran BizPark, atau kawasan gudang yang mengakomodasi light industrial-non production, assembly, packaging, warehousing, inbound-outbound distribution, dan tidak dilengkapi loading-dock.
Berikut diantara keunggulan koridor Barat :
1. Hub menuju Barat Indonesia, yaitu ke Pulau Sumatera
2. Memiliki SDA pertambangan yang menjadikan wilayah ini berkarakter untuk pengembangan industri berat, seperti : pasir besi dan baja.
3. Infrastrutkur saat ini tol JORR 2 memberikan kemudahan akses dari dan ke bandara dan kota Jakarta
Intinya, setiap koridor berkembang menjadi wilayah aglomerasi industri dengan spesifikasi dan keunggulan masing-masing, yang terus berinovasi untuk mengakomodasi kebutuhan industri secara spesifik sesuai dengan karakter sektornya. Dengan perkembangan kedua koridor industri ini diharapkan mampu memberi kontribusi PDRB progresif terhadap PDRB nasional.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber:
www.ddtc.co.id
www.neliti.com