Berdasarkan data dari BI bahwa terjadi koreksi pada kuartal 1 tahun 2020 untuk penjualan properti residensial. Namun, jika dibayangkan bahwa kondisi wabah ini relatif sementara, dan Pemerintah berupaya menyusun berbagai strategi untuk keluar dari kondisi ini, maka dalam jangka menengah dan jangka panjang, optimisme untuk pertumbuhan sektor properti masih tetap aman, karena investasi ini bersifat jangka panjang.
Selain itu, salah satu sektor properti, sebut saja sektor residensial sebagai kebutuhan primer masyarakat, maka ini akan tetap memiliki peluang investasi tersendiri yang relatif stabil peningkatannya dan tetap bagus prospeknya, mengingat data backlog mencapai 7,6 juta unit (data per maret 2019).
Kondisi saat ini, dimana pergerakan dibatasi, pada dasarnya membuka peluang bagi para milenial untuk berinvestasi properti yang dananya didapat dari pengalihan alokasi traveling ataupun hiburan. Kedepan tetap ada prospek untuk mendapatkan yield dan capital gain dari investasi ini, kisaran yield untuk investasi rumah berada pada kisaran 3% sampai 5%. Selain itu, sifatnya yang tidak mudah dicairkan menjadikan investasi properti cocok dipilih di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini.
Di tengah kondisi pandemi ini, pengembang juga menawarkan harga lebih murah dibandingkan harga pasar pada umumnya. Atau harga sudah bergerak turun dengan kisaran 30%. Menilik berbagai peluang yang ada, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk memilih properti menjadi investasi.
Dalam catatan rekam jejak investasi, properti terbilang menjadi salah satu yang favorit, hal ini setidaknya dibuktikan dari hasil riset Bank Indonesia pada pertengahan tahun lalu, yang menunjukkan bahwa 24% preferensi investor jatuh pada sektor ini. Belum lagi penawaran untuk restrukturisasi KPR dan pemberian subsidi bunga kredit oleh Pemerintah menjadikan investasi ini dapat menjadi pilihan saat ini.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://www.liputan6.com/
https://www.cnbcindonesia.com/