Investasi Properti di 2024, Apa Yang Harus Diperhatikan? | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Investasi Properti di 2024, Apa Yang Harus Diperhatikan?
Friday, 8 March 2024

Memasuki tahun 2024, beberapa tren investasi akan mewarnai performa sektor properti. Melalui Property Outlook 2024, Knight Frank Indonesia menyebutkan bahwa beberapa tantangan yang akan mewarnai tahun 2024 adalah, berkaitan dengan peningkatan suku bunga hingga dampak tahun politik terhadap minat investor.

Di tengah tantangan tersebut, baru-baru ini Knight Frank Global merilis riset unggulan The Wealth Report 2024, dengan salah satu topik bahasan adalah seputar investasi di sektor properti.

Mengutip dari Liam Bailey, Global Head of Research Department dari Knight Frank, disebutkan bahwa pada tahun 2024 terdapat setidaknya US$483 Miliar yang bisa diinvestasikan. Jumlah tersebut menandakan bahwa tahun 2024 akan menjadi titik balik investasi.

Liam Bailey juga menyebutkan beberapa tren yang dapat mempengaruhi investasi dalam properti, sebagai berikut :

  • Pertumbuhan global melambat, namun unsur geopolitik akan mendukung beberapa sektor penting.

Walaupun terjadi pertumbuhan ekonomi yang stabil di negara-negara maju, namun secara global, pertumbuhan ekonomi akan mengalami pelemahan yaitu di angka 2,9% di 2024, dari 3,1% di 2023. Resiliensi ekonomi di beberapa negara maju ini disebabkan oleh peningkatan belanja konsumen dengan menggunakan dana tabungan yang diakumulasikan oleh konsumen selama pandemi.

Namun, jika tabungan tersebut habis, maka akan ada kontraksi terhadap belanja konsumen mengingat tingginya suku bunga saat ini. Selain belanja konsumen, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang meningkat di beberapa negara.

Jika dikaitkan dengan geopolitik, saat ini perang dagang antara China dan Amerika Serikat masih mewarnai pertumbuhan ekonomi global. Fragmentasi antara kedua negara in terjadi, namun di tengah kondisi tersebut akan terjadi peningkatan investasi ke beberapa sektor strategis seperti teknologi, energi, dan pertahanan.

  • Suku bunga akan turun, tapi tidak sebanyak ekspektasi dari investor

Meskipun lonjakan inflasi sudah mulai mereda, namun kecepatan penurunan suku bunga tersebut masih belum pasti. Investor meyakini bahwa akan terjadi penurunan yang terus-menerus selama tahun 2024. Selain inflasi, hal yang perlu diperhatikan juga adalah hutang konsumen, terutama hutang yang ditanggung oleh generasi tua (lansia). Generasi ini akan cenderung melakukan penghematan dan lebih memilih menabung. Kecenderungan ini nantinya akan membuat bank mengurangi suku bunga pinjaman, untuk menyelaraskan peningkatan pinjaman dan peningkatan deposit.

  • Likuiditas akan membaik di tahun 2024

Di 2023, pasar properti global mengalami koreksi nilai, dengan pasar residensial terkena dampak ringan  namun pasar komersial mengalami dampak yang besar. Meskipun suku bunga turun, kebijakan moneter tetap diperketat. Perubahan terhadap kebijakan moneter ini penting dilakukan untuk pemulihan pasar real estat di 2024, penyesuaian dilakukan terhadap  nilai, suku bunga, dan penjualan paksa. Penyesuaian ini diharap mampu mendorong peningkatan volume investasi. Diperkirakan peluang bagi investor besar  akan meningkat, dengan lebih dari US$2 triliun pinjaman yang jatuh tempo di Amerika Serikat pada 2027.

  • Investasi menggunakan AI akan mendorong investasi di real estate

Pada tahun 2025, 40% dari perusahaan IT akan menarget proyek yang berhubungan dengan AI dengan perkiraan nilai investasi mencapai US$ 500 Miliar pada tahun 2027. Peningkatan investasi tersebut akan berdampak terhadap sektor real estate, khususnya permintaan terhadap data center dan ruang perkantoran.

Properti yang terletak di sekitar universitas atau tech hub pun juga akan mengalami peningkatan permintaan ruang untuk riset teknologi. Selain dari segi permintaan, AI juga dapat berdampak terhadap sistem pengelolaan gedung, yang dapat meningkatkan efisiensi energi dan keamanan. Penerapan AI pada sistem pengelolaan gedung tersebut juga mampu meningkatkan minat tenant dan investor. 

  • Perubahan Iklim akan berdampak pada nilai properti, namun juga akan mendatangkan prospek baru.

Di tahun 2024, The Met Office memprediksi adanya potensi sebesar 27% akan ada peningkatan temperatur mencapai 1.5°C dibanding temperatur pada masa pre-industrial. Hal ini tentunya juga berdampak terhadap beberapa subsektor di properti. Beberapa dampak tersebut adalah perubahan hasil panen, pergeseran pariwisata, kerusakan bangunan, dan gangguan infrastruktur.

Konsekuensi jangka pendek mungkin mencakup kenaikan premi asuransi. Meningkatnya biaya asuransi menandakan peningkatan risiko bagi investor yang mengabaikan faktor lingkungan. Namun, permintaan akan properti di kawasan berisiko rendah dan bangunan hemat energi semakin meningkat, seiring dengan munculnya peluang teknologi yang membantu ketahanan iklim.

 

Penulis: Lusia Raras

Sumber:

The Wealth Report 2024

Share:
Back to Blogs