Saat ini pembangunan fisik ibu kota baru atau Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur masih terus dilakukan. Menurut informasi dari salah satu situs berita, target selesainya proyek tersebut pada tahun 2024, sehingga pemindahan kantor pemerintahan dan beberapa fungsi pelayanan dapat dilakukan secara bertahap hingga seluruh kantor pemerintahan berpindah ke IKN.
Untuk periode awal, yaitu tahun 2022 – 2024 pembangunan dan infrastruktur dasar akan memfasilitasi 500 ribu penduduk. Lalu pada periode selanjutnya 2025 – 2035 mulai dilakukan penyelesaian inovasi kota dan ekonomi yang berpusat di IKN. Salah satu sektor yang mendukung pembangunan di IKN adalah sektor properti.
Pengembangan IKN memberikan dampak bagi sektor properti di dua kota besar di Kalimantan Timur, yaitu Balikpapan dan Samarinda. Menurut riset dari salah satu Perusahaan real estate di Indonesia, menjelaskan bahwa saat ini permintaan properti di kedua kota tersebut masih fluktuatif.
Sejak Januari hingga September (year to date) pertumbuhan permintaan di Kota Balikpapan sebesar 57% dan Kota Samarinda sebesar 1%. Namun, jika dilihat secara year on year pertumbuhan properti di kedua kota tersebut masing – masing sebesar 149% dan 28% pada setiap tahunnya.
Pada riset yang sama, diketahui bahwa rumah tapak masih menjadi salah satu sub-sektor properti dengan pencarian tertinggi di Balikpapan, yaitu sebesar 59,4% dan Samarinda sebesar 48,1%. Selain kedua kota tersebut, minat akan rumah tapak juga terdapat pada beberapa Kota di Kalimantan Timur, seperti Bontang sebesar 60% dan Kutai Timur sebesar 33,3%.
Selain rumah tapak, ruko menjadi salah satu jenis properti yang memiliki minat terbesar di Kalimantan Timur, hal tersebut diantaranya karena umumnya ruko dimanfaatkan untuk kegiatan komersial seperti kantor, tempat usaha maupun perhotelan.
Selain itu, lahan kosong memiliki peminat yang lebih besar dibandingkan dengan rumah tapak. Diketahui bahwa minat lahan kosong pada Kota Penajem Paser Utara saat ini sebesar 88%, Kutai Kertanegara sebesar 86,7% dan Berau sebesar 62,9%.
Pembukaan atau pengembangan wilayah memang akan memberikan dampak signifikan terhadap permintaan properti di suatu wilayah, bahkan permintaan tersebut akan meluas ke wilayah sekitar daerah pengembangan.
Penulis : Alivia Putri Winata
Source :
www.liputan6.com
www.detik.com
www.bisnsispro.id