KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kondominium di kawasan Central Business District (CBD) mengalami tekanan harga dan okupansi akibat pandemi Covid-19.
Konsultan properti, Knight Frank Indonesia mengungkapkan, ada 9.818 unit hunian seperti kondominium di CBD yang belum terjual. Jumlah tersebut, secara akumulasi akan bertambah dengan pasokan baru yang akan hadir di tahun ini dan 3 tahun ke depan.
Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat menjelaskan, harga dari hunian kondominium juga mengalami kemerosotan, rata-rata harga kondominium di CBD Jakarta mengalami koreksi hingga 5,1%.
"Pelemahan terjadi pada submarket CBD. Jadi untuk kondominium kami coba menganalisanya menjadi submarket prime CBD dan Non CBD. Harga unit baru 0,6% relatif lebih sedikit," jelas Syarifah pada konferensi pers yang berlangsung secara virtual, Kamis (10/2).
Sementara itu, tingkat hunian untuk sewa apartemen menurun hingga menjadi 58,4%. Penurunan tersebut sejalan dengan tidak bertambahnya pasokan unit apartemen sewa, yang masih stagnan di 8.919 unit.
Namun demikian, Knight Frank melihat jika pasar kondominium bisa bergerak positif dari kebutuhan end-user yang juga didukung oleh promo pengembang dan insentif pemerintah yang berlanjut.
Ia mengatakan pada tahun 2021, bisa menjadi waktu yang tepat untuk membeli kondominium dengan berbagai promosi dari pengembang dan insentif yang diperpanjang. Walaupun demikian, pergerakan performa kondominium di tengah pandemi tidak sebaik performa rumah tapak.
Lebih lanjut, ada 18 proyek baru, di mana 20% dari total proyek baru, yang menunda penyelesaian pembangunannya sampai minimal dua tahun ke depan. Dengan perpanjangan promosi dari pengembang dan perpanjangan insentif dari pemerintah, serta indikasi membaiknya perekonomian, tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli kondominium.
Sementara itu, Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia bilang, pergerakan pasar primer kondominium di 2021 cukup baik terutama pada segmen middle dan upper middle.
"Tahun ini menjadi saat yang tepat untuk pemulihan performa sektor kondominium dengan adanya berbagai insentif dari pengembang dan pemerintah. Penjualan kondominium di proyek yang sudah jadi ataupun baru banyak terjadi di segmen middle," tutur Willson.
Sebagai informasi, pada semester II 2021, Knight Frank Indonesia mencatat bahwa pasokan kondominium bertambah menjadi 225.563 unit, dengan masuknya 6 proyek baru. Sementara itu, tingkat penjualan di angka 95,6%, dengan kumulasi penjualan 0,2% dari tahun sebelumnya. Secara umum, rerata harga jual turun 5,1% dari tahun 2020.
Lalu, stok baru yang masuk di sepanjang tahun 2021 mencapai 3.852 unit dan rerata penjualan stok baru mencapai 65,4% atau naik 3% dari semester sebelumnya.
Penulis: Amalia Nur Fitri
Sumber:
www.kontan.co.id