Sejak awal pandemi khususnya saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta berdampak pada lesunya bisnis pusat perbelanjaan. Diterapkannya PSBB secara otomatis membuat mal menjadi sepi pengunjung. Ini tentunya berdampak pula pada penurunan pendapatan dari para pemilik toko (tenant). Pada akhirnya, para pemilik toko kesulitan membayar biaya sewa toko, bahkan mengurangi jumlah karyawan.
Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia DPD DKI Jakarta Ellen Hidayat menyebut pada saat PSBB transisi traffic untuk pusat belanja rata-rata di 30%-35% saja. Artinya, meskipun dibatasi maksimal diizinkan sampai 50%, pengunjung mal belum mencapai angka tersebut. Ellen menyebutkan bahwa selama tujuh bulan sejak awal pandemi terjadi di Indonesia, pemilik pusat belanja telah memberikan diskon uang sewa dan uang layanan, bahkan ada yang membebaskan uang sewa selama lima sampai enam bulan.
Salah satu anchor tenant di pusat perbelanjaan Jakarta telah menutup 7 gerainya lantaran tak kuat menanggung kerugian hingga Rp 617 miliar imbas pandemi. Kerugian ratusan miliar tadi adalah kerugian bersih perusahaan Januari-September 2020. Dan penutupan gerai dari tenant besar ini terjadi setidaknya di 7 kota besar di Indonesia. Sementara gerai yang masih beroperasi berada dalam pantauan ketat terkait produktivitas penjualannya di tengah pandemi.
Selama hampir setahun jadi masa yang sangat sulit bagi dunia usaha untuk bertumbuh. Diharapkan dengan sudah datangnya vaksin dan dengan program vaksin nasional yang akan dijalankan oleh pemerintah bisa segera membuat ekonomi pulih kembali.
Penulis : Miranti Paramita
Sumber :
https://finance.detik.com/
https://www.cnbcindonesia.com/