Apartemen menjadi salah satu bentuk alternatif masyarakat dalam berinvestasi di bidang properti. Namun dalam kondisi pandemi seperti ini, kita perlu memperhatikan tren harga dan pergeseran transaksi di sector ini.

Apartemen strata/jual umumnya dihuni langsung oleh pembeli sebagai pengguna. Namun, sebagai bentuk investasi, unit apartemen juga sangat dimungkinkan untuk disewakan. Umumnya apartemen sewa dihuni oleh para pekerja, baik asing maupun lokal.

Kondisi pasar apartemen ditahun ini tidak banyak mengalami perubahan signifikan dengan tahun sebelumnya, malah cenderung menurun, mengingat kondisi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Penurunan juga cenderung terjadi pada tren harga sewa.

Permintaan apartemen sewa sebagai tempat untuk staycation bagi masyarakat Ibu Kota yang tidak bisa melakukan perjalanan akibat adanya pembatasan dan larangan selama pandemi. Sehingga banyak pemilik dan pengembang apartemen sewa yang mengalihkan unit apartemennya dapat disewa untuk para tamu jangka pendek untuk staycation ataupun menyewakan unitnya sebagai tempat untuk karantina bagi warga asing maupun lokal yang baru saja melakukan perjalanan.

Pada momen-momen tertentu seperti akhir pekan ataupun libur panjang, tingkat hunian pada apartemen sewa dapat meningkat dengan adanya penawaran penyewaan apartemen untuk staycation.

Beberapa proyek apartemen sewa baru harus menunda konstruksinya akibat pandemi ini. Meski lima proyek apartemen sewa baru di kawasan CBD Jakarta akan menambah stok unit apartemen sewa dan akan mulai beroperasi diakhir tahun ini.

Pasar penjualan apartemen pun turut merasakan hal yang senada, pasar permintaan dan pemasukan unit apartemen juga mengalami perlemahan di kuartal I tahun ini, melemahnya pasar apartemen ini sebenarnya telah terjadi sejak tahun 2020. Menurut salah satu situs penjualan properti di Indonesia dalam Indonesia Property Market Index – Harga (RIPMI-H), harga properti selama kuartal I tahun ini mengalami penurunan sekitar 4 persen dari kuartal sebelumnya.

Penurunan harga properti ini diakibatkan oleh harga properti apartemen yang mengalami penurunan cukup signifikan 2,3 persen. Di Jakarta, indeks harga properti hunian (apartemen dan rumah) mengalami penurunan 0,44 persen dan penurunan harga banyak terjadi pada sektor apartemen sebesar 2,6 persen, sedangkan untuk sektor rumah justru mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,2 persen.

Penulis : Ajeng Dwifebrianti

Source :

www.ekonomi.bisnis.com

www.beritasatu.com

www.travel.tempo.co