Setelah dicabutnya PPKM, sektor ritel menjadi salah satu sektor yang mengalami fast bounce back pascapandemi. Berdasarkan Jakarta Property Highlight yang dirilis oleh Knight Frank, tingkat okupansi ritel pada semester II tahun 2022 tumbuh menjadi 78,8 persen, sedangkan pada semester sebelumnya tingkat okupansi berada di level 78,52 persen. Pencabutan PPKM menjadi dorongan bagi pasar ritel dalam mengejar ketertinggalan setelah pandemi.
Menurut Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia, Sindiani Adinata, kabar positif tersebut tidak terjadi pada seluruh tipe ritel. Tingkat okupansi dan pasokan untuk tipe ritel sewa masih lebih tinggi dibandingkan dengan tipe strata.
Tipe ritel sewa memiliki okupansi sebesar 82,26 persen dari total pasokan eksisting sebesar 3.248.712 meter persegi. Ruang kosong pada ritel tipe sewa masih tersedia sebanyak 576.284 meter persegi. sementara itu, untuk okupansi pada tipe ritel strata adalah 72,13 persen dari total pasokan sebesar 1.675.199 meter persegi dan ruang kosong yang terisi yakni sebesar 1.043.242 meter persegi.
Saat ini, terdapat 3 proyek ritel yang sedang dibangun dan akan beroperasi pada tahun 2023 di Jakarta. Sehingga pasokan total mal akan bertambah menjadi 4.923.911 meter persegi. Ketiga Mal tersebut adalah Retail Podium Thamrin Nine seluas 72.000 meter persegi (tipe sewa), Holland Village Mall seluas 44.000 meter persegi (tipe sewa), dan Pusat Grosir Senen Jaya seluas 10.249 meter persegi (tipe strata). Sedangkan 5 mal lainnya akan dibangun di daerah penyanggah ibukota, yakni Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, pembangunan mal baru akan lebih banyak berada di daerah-daerah penyangga ibukota. Sebab pembangunan mal baru di wilayah Jakarta sudah tidak memungkinkan bagi pengusaha. "Karena kan tanahnya sudah mahal sekali jadi pembangunan lebih banyak di Bodetabek di daerah-daerah penyangga ibukota. Pembangunan mal itu bisa 2-3 tahun prosesnya," katanya. Lalu bagaimana pembangunan mal masih bisa menguntungkan?
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, memaparkan bahwa serapan ritel di tahun ini akan terus membaik, masih kuatnya serapan ruang ritel didorong oleh transaksi peritel dari dari sektor fashion, electronic, e-commerce, groceries, sport apparel and games or kids playgrounds”, jelasnya.
Country Head Knight Frank Indonesia, Wilson Kalip, menambahkan bahwa performa ritel Jakarta saat ini masih belum merata dan perbaikan performa memang tidak ditunjukkan oleh seluruh kelas ritel. "Pengelola ritel perlu memiliki daya adaptasi yang cepat mengikuti dinamika tren saat ini, diantaranya dengan melakukan peningkatan kualitas gedung (building upgrade) sehingga nilai asetnya dapat terus diperhitungkan sebagai aset yang prospektif," ungkapnya.
Penulis: Tristan Dimastyo Ramadhan
Sumber:
www.ekonomi.bisnis.com
Artikel Terkait
Tantangan Sektor Retail Saat Ini
Upaya Mendongkrak Performa Retail Melalui Retrofitting, Efektifkah?